Sabtu, 25 Juni 2011

Medical science and Medical humanity

minggu pagi dikamar kos,
pukul 7.30

yak,sambil nunggu teman beli sarapan..
mau sedikit berbagi dari apa yang aku baca kemaren dari buku the doctor,meskipun baru halaman 55 tapi udah gak tahan mau cerita,halaahh...

ada satu bagian yang bikin aku makin semangat baca ni buku,meskipun harus di tahan dulu sampai osce selesei..

hmp,sebagai dokter yang bekerja berdasarkan ilmu yang rasional (medicine as science) maka fokus dokter lebih banyak pada ilmu pengetahuan bagaimana mendiagnosis dan mengobatinya. sementara sebagai pasien, fokus yang di harapkan lebih dari sisi kemanusiaan, sisi sisi sosial, rasa,dan ada nilai tertentu yang tidak sekedar " mendapat obat/pengobatan". tidak ada yang membantah bahwa posisi dokter adalah posisi kemanusiaan yang bekerja secara manusiawi, empati, menolong,berjiwa sosial, baik hati, mau mendengarkan, pendek kata bekerja dengan sifat2 kedewaan seperti simbol bajunya yang bewarna putih,namun pada praktiknya dokter harus mendiagnosis dan mengobati pasien berdasarkan ilmu rasional , masuk akal, bisa di jelaskan, dan ada buktinya. diagnosis dan pengobatan harus mengacu pada evidence based medicine. dan untuk mencapai tujuan itu ada harga yang harus di bayar, ya mahal sekali.

sisi sisi kemanusian dalam pelayanan medis sering kali tertutupi oleh sains dan teknologi kedokteran yang begitu canggih. sementara kebutuhan dan rasa aman dari pasien banyak tercermin dalam relasi antara dokter dn pasien pada sisi kemanusiaaan ( medicine as humanity). dalam banyak hal pasien tdak tahu apa yang ada dikepla dokter  dalam mengobati dan mendiagnosis penyakit pasien.Dokter sering kali berpikir bahwa yang terpenting bagi pasien adalah bagaimana cara menemukan dignosis dan mengobati sakit pasien. Dokter berada pada sisi ilmu kedokteran bagaimana mendiagnosis dan mengobati (medical as science).

sebagai gambaran ekstrim dapat dilihat dalam kemajuan sains dan ilmu pengetahuan bidang kedokteran yang telah tercapai saat ini dimana sekarang sudah bisa mengkloning manusia. namun bagaimana dampaknya terhadap kemanusiaan?? kemajuan sains dan teknologi kedokteran memang mendtangkan manfaaat, tapi beresiko menggerus kemanusiaan kita. Tidak hanya sains yang bisa mengusik sisi kemanusiaan kita, tetapi konsekuensi biaya yang muncul atas penerapan sains itu sendiri. lalu siapa yang menikmati kemajuan sains itu? ya tentunya mereka yang memiliki banyak uang!
bagaimana dengan yang tidak memiliki banyak uang?
sebaliknya mereka yang  tidak bisa mendapatkan pelayanan. adilkah ini..??

sementara bila dokter bekerja tidak irasional, tidak ada bukti bahwa prosedur penanganan dan pengobatan itu bermanfaat maka dokter bisa dikatakan TerKun (dokter dukun), mengapa? karena dukun praktik dengan ilmu yang tidak bisa dijelaskan bahkan dibuktikan,contohnya saja ada pasien yang bercerita karena alasan tertentu mereka memilih berobat ke pengobata alternatif.namun setelah sekian bulan penyakitnya tidak sembuh,dia kembali lagi ke dokter . seperti pasien DM .rasanya sulit untuk dipercaya ketika dukun meyarankan untuk berhenti menggunakan obat dokter dan bebas minum gula,nah ketika itu pasien pun mengikutinya. Tetapi apa yang terjadi? akhirnya terjadi gagal ginjal,sakit jantung, dan komplikasi dimana mana.pada saat seperti itu ia kembali ke dokter tetpi sudah terlambat.

mengapa pasien justru percaya pada juru alternatif?
mengapa praktek alternatif merajalela bahkan sangat fenimenal?
ingatkan dengan kasus Ponari? Seorang anak kelas 3 sd mendadak menjadi dukun kecil yang terkenal yang konon bisa menyembuhkan berbagai penyakit hanya dengan sebuah batu.puluhan ribu orang berduyun duyun datang berobat ke Ponari. Dukun kecil ajaib ini mengobati pasien hanya dengan mencelupkan sebuah batu kedalam air kemudian diminum.begitu banyaknya orang yang menyemut hingga ada korbn yang tewas akibat keramaian itu. bila direnungkan sedikit saja,rasanya seperti dalam dongeng.Didunia modern saat ini masih saja banyak orang yang percaya dengan pengobatan tanpa pemeriksaan dan diagnosis.semua sakit obatnya sama yaitu air yang sudah dicelupi batu ajaib kedalamnya :D,
sungguh merupakan peristiwa langka , terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan mengejutkan. Ponari dengan "Batu Petirnya" telah mengalahkan popularitas seorang dokter pintar yang telah berpraktek bertahun tahun.

Mengapa itu bisa terjadi?
jawaban yang paling mudah karena pengobatan ini tidak memungut biaya, sedangkan menurut berita semua penyakit bisa disembuhkan. pasien hanya membayar kupon seharga 5000 rupiah. jadi antara harapa untuk sembuh yang merupakan keinginan tertinggi dari orang sakit tetapi tak berdaya untuk membayar ongkos pengobatan yang mahal bertemu dengan adanya berita bahwa ada anak yang bisa mnyembuhkan tanpa biaya.sementara dokter tidak boleh menjanjikan,hanya berusaha semaksimal mungkin.
Bandingkan misalnya, bila Ponari harus memeriks pasien dulu,kemudian membuat resep obat obatan,dan untuk itu pasien harus membayar ratusan ribu rupiah seperti yang dikerjakan oleh dokter , APAKAH PASIEN TETAP BERBONDONG BONDONG hingga puluhan ribu jumlahnya yang mendatangi Ponari..??
pengobatan irasional bertemu dengan harapan pasien yang mungkin karena ketidak berdayaan ekonomi, yang pada akhirnya juga menjadi irasional, Kloplah sudah..

hmmp,,baiklah,sepertinya tangan dah pegal..
aku mau melanjutkan makan dulu yaa..:)

lontong..i'm coming..:P

0 komentar:

Posting Komentar